Minggu, 10 Juni 2018

Malam Dua Puluh Hari Menjelang Perpisahan

Sumber: pixabay
Suasana malam yang terasa sangat nyaman, tanpa rintikan hujan, tak ada bising kendaraan seperti hari-hari lainnya, dan bahkan tidak terlalu dingin. Malam ini tepat tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri, baju merah itu tetap terlihat anggun di mata ku, dia begitu mempesona dengan senyumnya, menjadikan malam ini lebih terasa indah.

Yup, malam ini adalah malam 20 hari terakhirku berada di tempat ini, ku syukuri tak ada gangguan yang begitu berarti malam ini, teman-teman tertawa dan saling bercanda tanda bahwa malam ini kami tidak kedatangan banyak orang, mungkin terlihat secuil kebahagian dimata mereka namun ini adalah kenikmatan dunia bagi teman-teman ku disini.

Di awal malam dia berulang kali lewat di depan ku, sambil menundukan kepala seperti sedang menjaga pandangan, diapun beberapa kali mendatangi ku, dan sesungguhnya, aku bahagia karenanya. Suatu sandiwara kumainkan ketia dia menghampiri, selalu akan kutoleh kan pandangan ku kearah lain, aku seolah tak memperdulikan orang ini, namun sesunguhnya aku memperhatikannya dalam diam ku, aku memperhatikan nya dengan hati-hati, aku memperhatikannya sembari berusaha membuatnya tak risih, dan aku memperhatikannya ketika dia beranjak pergi.

Dia yang mengenakan baju merah itu, seorang wanita dengan wajah yang sedikit bulat, berkulit putih, serta pemilik mata bulat yang terlihat sangat indah, hijab yang menutupi rambutnya membuat dia layak untuk diperjuangkan, namun entah lah, dia seakan membuat banyak orang ragu mendekatinya.

Akankah Aku Menyukainya?
Aku tahu persis perasaan apa yang terus menggangguku kala melihat orang ini, perasaan yang seakaan selalu ingin membuatnya bahagia, perasaan yang selalu ingin melihat senyum di wajahnya, perasaan yang bahkan seakaan siap menggantikannya kala terluka, perasaan yang bahkan dapat menghilangkan sekaligus mendatangkan imajinasi karenanya.
Berkisar satu setengah tahun sudah aku mengenal orang ini, akan kah terlalu cepat untuk sekedar menyukai mahluk tuhan ini? Bahwa satu hal yang perlu di kalian ingat, 18 bulan itu bukanlah waktu yang sebentar, terdapat 540 hari di dalamnya, maka sekarang dengan tegas kukatakan  IYA aku telah menyukainya.

Tuhan satu-satu nya yang memiliki hak untuk membolak balikan hati, aku yakin tiba saatnya nanti Ia akan mengungkapkan semua ini dengan jelas, akan kah benar ini kehendak Nya atau hanya ujian dari Nya. Aku yakin yang terbaik selalu berpihak kepadaku. Semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar